Jika kita amati, terorisme ini sudah merupakan
jaringan internasional atau global. Dari kejadian-kejadian yang ada, relatif sedikit terjadi satu aksi terorisme yang dilakukan oleh warga Negara X di Negara X pula. Ini berlaku pula di negara-negara tetangga kita seperti Malaysia, Singapore, Philipina, Vietnam, dan lainnya. Pertanyaannya mengapa aksi terorisme di Indonesia justru dilakukan oleh warga Negara
Indonesia sendiri?
Saya melihat ada keterkaitan antara terorisme dengan
hal-hal yang menyangkut rasa ketidakadilan dan penegakan hukum. Rata-rata para
pelaku terorisme di Indonesia adalah pihak-pihak yang merasa termarginalkan,
terkucilkan, dan bahkan tidak diperdulikan. Kecenderungannya, orang-orang
semacam itu dengan mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang buruk untuk membuat
negerinya sendiri tidak aman. Untuk melampiaskan rasa ketidakadilan itu dalam
bentuk-bentuk yang merusak. Oleh karena itu, tingkat kesejahteraan dan
penegakan hukum berbanding lurus dengan naik-turunnya terorisme di Indonesia.
Jika rasa keadilan sudah terpenuhi, kesejahteraan
masyarakat sudah semakin meningkat, penegakan hukum semakin baik, maka saya
yakin bahwa terorisme di Indonesia akan menurun dan bahkan hilang.
Kita juga tidak bisa dengan serta merta menyalahkan aparat keamanan yang
tidak siap, selama kita masih membiarkan sumber-sumber dari adanya terorisme
itu masih ada dan masih berlanjut.
Setiap orang mempunyai satu kecenderungan untuk menampakkan kejengkelannya pada saat ia diperlakukan tidak adil. Kecenderungan itu dimunculkan atau tidak, terekspresikan atau tidak, tergantung penegakkan hukum. Pada saat hukum ini lemah, maka dengan mudah mereka melampiaskan kejengkelan itu dalam ekpresi-ekspresi yang merusak keamanan, ketertiban, dan ketentraman masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar