Perbatasan NKRI bukan hanya masalah patok-patok


Saya melihat adanya fokus yang salah yang selama ini diperdebatkan. Masalah tentang perbatasan secara fisik seperti pergeseran patok, bukanlah inti dari permasalahan yang diributkan. Batas suatu bangsa atau negara bukan hanya sebatas letak patok-patok, namun menyangkut hal yang lebih luas diantaranya factor psikologis. Pertanyaannya, apakah masyarakat di Camar Bulan, Tanjung Batu, dan daerah perbatasan lainnya, benar-benar masih merasa sebagai masyarakat Indonesia? Apakah perhatian pemerintah setempat (antara Indonesia dan Malaysia) masih benar-benar didominasi oleh pemerintah Indonesia?

Masalahnya, banyak pengamat melihat kondisi fisik disana bahwa walaupun tanda/patok masih ada, namun kehidupan sehari-hari sudah didominasi oleh aktifitas yang diinisiasi oleh pemerintah Malaysia; apakah untuk kepentingan pariwisata maupun ekonomi lainnya. Hal ini yang sesungguhnya harus dijawab oleh pemerintah. Bukan hanya debat bahwa patok-patok sudah atau belum berpindah. Pemerintah Indonesia harus memastikan bahwa jika masyarakat disekitar perbatasan di seluruh wilayah NKRI ini harus memilih, maka pilihan mereka adalah Indonesia.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar